Selasa, 14 September 2010

Futso Mbuh







SEKILAS MOBIL BEKAS

MODAL USAHA
DIPAKAI SUAMI BELI TRUK
 
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 717/XIV
Bapak Safir yang baik,
Saya baru menikah tahun kemarin. Suami saya kerja wiraswasta, sedangkan saya jadi nakerwan di Hongkong. Masa kontrak saya habis bulan Mei 2002. Setelah itu, saya mau pulang dan buka usaha kecil-kecilan. Alhamdulillah saya sudah punya modal berupa simpanan di bank sebesar Rp 70 juta.
Belum lama ini suami saya ingin membeli truk dengan memakai uang simpanan saya. Karena dia maunya beli yang baru, uang saya tak cukup. Namun menurut dia, kekurangannya bisa dikredit. Tentunya saya bingung karena saya juga memerlukan uang itu untuk modal. Untungnya, sewaktu masih bujangan, suami saya sudah membuat rumah dengan penghasilan sendiri, walaupun rumah itu belum lengkap isinya.
Saya kemudian mengusulkan pada suami supaya membeli truk setengah pakai, yang kira-kira keluaran tahun 90-an keatas. Suami saya keberatan dengan alasan nanti cepat rusak. Jadi dia bersikeras membeli yang baru dan berjanji menanggung sendiri kekurangan harganya.
Pertanyaan saya, Pak Safir: mana yang lebih baik kami lakukan, beli truk baru dan kredit, atau beli setengah pakai supaya saya masih dapat sisanya? Bagaimanapun, saya memerlukan modal usaha. Untuk informasi, gaji saya bulan ini sudah saya kirim buat adik saya di kampung. Sedangkan gaji saya 7 bulan yang akan datang akan saya simpan sendiri di bank. Saya tunggu jawaban Bapak lewat tabloid kesayangan saya. Terima kasih sebelumnya.
T - Hong Kong


Jawab:

Ibu T di Hong Kong yang rajin menabung,
Membeli truk yang setengah pakai sebenarnya tidak salah, bahkan mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan membeli baru. Salah satunya adalah dari segi pajak. Semakin baru tahun kendaraan yang Anda beli, maka pajaknya biasanya juga jadi lebih besar. Jadi kalau Anda membeli truk setengah pakai keluaran tahun 90-an ke atas, tentunya Anda akan menanggung beban pajak yang lebih ringan dibandingkan dengan apabila Anda membeli truk baru yang keluaran, misalnya, tahun 2000.
Selain itu, nilai kendaraan (termasuk truk), pada umumnya akan semakin menurun setiap tahun pemakaiannya. Penurunan nilai yang paling besar biasanya terjadi pada tahun pertama, kedua dan ketiga. Misalnya, Anda membeli truk baru tahun 2000 dengan harga Rp 100 juta, lalu setahun kemudian, tahun 2001, harga truk itu jika Anda jual kembali akan berkurang menjadi ­ misalnya - Rp 80 juta. Ini terjadi karena nilai kendaraan itu menurun.
Tahun berikutnya, harganya akan menyusut lagi menjadi, sebut saja, Rp 64 juta. Begitu seterusnya, di mana makin tua umurnya, makin turun nilai dan harganya. Tapi tentu saja, turunnya nilai kendaraan ini biasanya juga diikuti dengan turunnya kondisi kendaraan. Makin tua umur kendaraan, pastilah kondisinya tidak akan sebaik seperti kalau kendaraan itu masih baru.
Jadi, yang paling enak, kalau Anda mau beli truk bekas, beli saja truk yang umurnya baru 2, 3, atau 4 tahun. Ini karena kendaraan dengan umur seperti itu diharapkan masih memiliki kondisi yang bagus. Beda misalnya kalau truk bekasnya itu sudah berusia, misalnya 10 tahun. Jadi dengan mengambil keputusan ini, diharapkan Anda berdua sama-sama puas. Anda puas karena truk yang dibeli tersebut adalah truk bekas, dan suami Anda puas karena walaupun truk tersebut sifatnya bekas, tetapi 'bekas'-nya itu masih belum terlalu lama, yaitu truk yang umurnya 2-3-4 tahun, paling lama 5 tahun.
Memang biasanya, banyak orang beranggapan bahwa membeli truk setengah pakai akan memerlukan perawatan yang ekstra, apalagi yang benar-benar buta soal mesin. Tapi biasanya hal itu akan terasa berat pada tahun pertama pemakaian saja. Setelah kita mengenal "penyakit" dari truk yang kita punya, biasanya kita akan merasa lebih ringan untuk merawatnya.
Jadi, kuncinya kita harus lebih sabar dan ulet jika memilih untuk membeli truk setengah pakai. Cobalah untuk selalu belajar setiap truk tersebut mengalami kerusakan. Pahami sebenarnya apa sih "penyakitnya". Dengan begitu, saya yakin, Ibu dan suami akan lebih untung untuk membeli truk setengah pakai dibandingkan truk baru.
Sekali lagi bu, saran saya untuk Anda dan suami hanya satu: ambil jalan tengah, dengan cara membeli truk bekas, tetapi yang umurnya belum terlalu tua. Cobalah diskusikan hal ini dengan suami Anda. Saya yakin dia akan mengerti. Selamat pulang ke Indonesia ya, Bu.